MOTIVASI DALAM PELAYANAN
Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapapun juga. (Kisah Para Rasul 20:33)
Ada banyak orang yang melayani Tuhan melalui pekerjaan Tuhan, baik di gereja maupun di tempat-tempat lain, tetapi tidak banyak yang memiliki motivasi yang benar dalam melayani. Melayani seharusnya dilakukan Untuk menyenangkan hati Tuhan, bukan untuk kepentingan pribadi.
Pelayanan seharusnya memiliki azas `partisipatif` bukan `kompetitif`, kalau dasarnya adalah kompetisi, maka tidak heran kalau gereja berfokus kepada ABC, amount (jumlah jemaat yang banyak, kuantitatif), building (berlomba-lomba membangun gedung yang mewah dan nyaman) serta cash (persembahan dipakai sebagai ukuran gereja yang kaya).
Kalau yang dipakai adalah konsep partisipatif, maka satu sama lain akan saling membantu, saling mengisi dan menyadari fungsinya masing-masing sebagai bagian dari tubuh Kristus, di mana Yesus sebagai kepalanya.
Paulus adalah teladan yang patut kita teladani dalam hal melayani, dia tidak pernah mengingini apapun dari pelayanannya, apalagi menuntut sesuatu, sebaliknya dia rela menderita berbagai kesulitan, penderitaan bahkan siksaan dalam tugas pelayanannya.
Paulus bahkan mengatakan setiap aktivitas dalam hidupnya, dia lakukan untuk Tuhan, `jika engkau makan atau jika engkau minum atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah`.
Dengan meneladani sikap Paulus, kita seharusnya memiliki sikap yang sama dalam melayani Tuhan, tidak untuk keuntungan pribadi, tidak mencari popularitas, tidak ogah-ogahan apalagi terpaksa, melainkan hanya untuk kemuliaan Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati.
Link Lainnya
22-04-2019KETAKUTAN21-04-2019PENGAMPUNAN